Sabtu, 20 Agustus 2011

Beberapa Fakta Mengenai Pengaruh Televisi terhadap Perkembangan Anak


Dampak Menonton Televisi terhadap Perkembangan Anak, diantaranya :


http://pemujajiwa.files.wordpress.com/2010/09/autism1.jpg?w=220&h=285

1. Menyebabkan gangguan perkembangan otak pada anak usia preschool diantaranya gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca verbal maupun pemahaman, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan (perkembangan motorik), meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5 – 10 tahun (perkembangan emosi) , serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan (perkembangan kognitif).

http://v-images2.antarafoto.com/gpr/1270782307/peristiwa-atraksi-prajurit-07.jpg

2. Menyebabkan anak meniru adegan berbahaya, serta mengucapkan kata-kata kasar dan kotor merupakan sebagian dampak negatif televisi terhadap anak-anak. Belum lagi masalah kesehatan organik pada anak seperti terganggunya penglihatan karena menonton televisi dengan jarak pandang yang terlalu dekat, atau berubahnya perilaku anak yang menjadi lebih agresif akibat program-program yang seharusnya tidak ditontonnya.

http://ishlahuddin.files.wordpress.com/2010/02/belanja-konsumen.jpg?w=510

3. Mendorong anak berperilaku konsumtif karena anak merupakan target utama bagi para pengiklan di TV.


4. Mempengaruhi pemikiran anak yang belum memiliki daya kritis, terutama bagi anak yang banyak menonton TV. Mereka bias berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang yang di layar televise. Ha ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC31gCR-DF1Mn6UyyoAOcLNWEcgmxgNNF-PwhboOf_qzexOJOeFQyBhZUHzlnlduU827IyDTa-0Nlt7q8R1ZTsZcLw0M9Rg8EVKW5tAQAT5uYkcGDfvexNnOTLj-1q1ltFJGysPo39Zmc/s200/mls.jpg

5. TV menggunakan bahasa yang sederhana dan memikat sehingga memnuat anak menjadi kecanduan. Hal ini beimplikasi terhadap kemalasan anak dalam belajar.


6. Anak yang terlalu banyak menonton TV dan tidak pernah membaca akan tumbuh menjadi anak yang hanya memiliki pola pikir yang sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.

http://www.hai-online.com/var/gramedia/storage/images/hai2/psikologi/about-you/tips-membagi-konsentrasi/3120680-1-ind-ID/Tips-Membagi-Konsentrasi_articleimage.jpg

7. Mengurangi konsentrasi.

Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.

http://www.motivasi-islami.com/wp-content/uploads/2008/08/kreativitas.jpg

8. Mengurangi kreativitas

Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.

http://nulisalague.files.wordpress.com/2011/03/anak-gemuk.jpg

9. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)

Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.


10. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga

Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.


11. Matang secara seksual lebih cepat.

Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial,moral & etika


12. Namun demikian, ada tayangan-tayangan tertentu yang bermutu sehingga apat dijadikan sebagai materi pembelajaran yang dapat membantu anak dalam memahami dunia sekitarnya, memperkaya pengalaman hidup, menambah pengetahuan umum serta melengkapi pelajaran di sekolah.


Sedangkan pada anak2 terutama pada usia preschool atau school.. perkembangan otak optimal... Hmmm...

Idealnya...Nonton TV cukup dua jam saja!! Lebih baik di alihkan ke permainan yang lain, permainan yang lebih memberikan stimuli yang baik untuk perkembangan anak dengan lingkungan sosialnya...


Walao-pun belum jadi orang tua niy,,, ;P ato yang udah jadi orang tua... Dampingi anak2-nya ketika menonton Tv. Mungkin pada acara televisi ada icon untuk acara anak2 (contoh kartun), sekarang ini belum tentu film kartun itu baik untuk anak2. bisa saja itu kartun untuk orang dewasa.

Crayon shinchan, di Jepang sebenarnya film ini di tunjukkan hanya untuk orang dewasa saja. hanya saja orang Indonesia selalu meng-identikan kartun untuk anak2.

Spongebob Squarepant, film kartun yang digemari anak-anak SpongeBob, dicurigai para peneliti telah mempromosikan gaya hidup gay dan homoseksual pada anak-anak. Ketika feminisme yang ditonjolkan, dan mengurangi sikap maskulin dari para tokohnya itu.... terutama pada spongebob dan patrick-nya.

atau....

pokemon...Perkataan-perkataan yang digunakan dalam film ini ada yang menggunakan bahasa siryani (lughah siryaniiyah) contohnya:

POKEMON - saya yahudi

CHARMANDER - ALLAH itu lemah... (SUBHANALLAH!)

PIKACHU - jadilah seorang yahudi..

Terdapat beberapa lagi nama binatang dalam cerita pokemon yang membawa makna yang kufur dan jahat. (http.darulnu’man.com)



duuhh, jadi khawatir, padahal pus suka banget nonton kartun ^^,

Sumber : http://puspa5wu.multiply.com/reviews/item/17

SHARE THIS POST:
Lintasberita FB Share Twitter Share Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label